Selasa, 26 Juni 2012

Anak banyak bertanya? Jawab aja

Saya seorang ayah dengan 2 anak. Yang sulung berusia 4 thn dan yang bungsu 9 bln. Yang jadi pusat perhatian adalah si sulung yang kami sapa dengan Bang Aung. kok bisa? Ya, bisa, karena semua hal selalu ditanyakan. Saya cenderung tidak sabar meladeni pertanyaan tak berujung dari Bang Aung. Terkadang saya diam saja. Tapi, lagi-lagi bang Aung bilang ke saya "Ngomong ayah, jangan diam aja, ngomong donk"..lho,hehehe. Namun karena istri saya selalu bilang, Dia itu masih kecil, masih anak-anak, jangan diperlakukan seperti orang dewasa, Dia itu ingin tahu dan kita harus menjawabnya. Benar banget (thanks Koi). Masalahnya adalah terkadang (bahkan sering) sulit mencari jawaban yang pas/sesuai. Btw, ini dia si sulung Bang Aung.


Berikut percakapan saya dengan bang Aung Ketika lampu kamar mandi padam beberapa hari yang lalu:
Bang Aung: Lho, kok gelap yah?
Saya: Iya nih, lampunya putus/rusak kayaknya. Coba ayah cek dulu.(sambil naik)
Bang Aung: Dicopot gitu ga apa-apa ta yah?
Saya: Ga apa-apa Aung, kan harus dicopot dulu biar tau.(ternyata benar lampu sudah rusak)
Bang Aung: Lha, kalau dicopot itunya bolong donk yah?
Saya: Ya ga apa-apa bang. sambil nunggu kita beli gantinya.
Bang Aung: Ooo gitu yah, belinya dimana yah?
Saya: Di toko listrik bang. Nanti kita beli bareng-bareng.
Bang Aung: Iya yah, aung ikut nanti.
Saya: "dalam hati saya: tanyanya banyak amaaaaat"

Pada akhirnya, kami berangkat ke toko listrik dan membeli lampu - "Aung, lets go". Tanpa menyebutkan ada pertanyaan apa lagi saat di toko, kami pun pulang ke rumah dan segera mengganti lampu kamar mandi. Dan sekarang terang kembali. :) Yeeee...


Menjawab pertanyaan si anak memang susah-susah gampang. Susahnya, kalau yang ditanyain susah, gampangnya ya pertanyaan mudah, hehehe...:) misal: pertanyaan seputar alat kelamin, kehamilan ibunya(kok perut ibu besar?, adek ngapain di dalam?, adek makan apa?, nanti adek keluar dari mana?), pakaian, dll. Tidak akan saya jabarkan contoh satu per satu dalam kesempatan ini.
Percakapan lain adalah tentang kehamilan ibunya Aung. Dia sering bertanya soal perut ibunya yang kian hari makin gede. Berikut cuplikannya:

Bang Aung: Ibu, kok perut ibu besar sih?
Ibu: Iya. ini dedeknya aung.
Bang Aung: lho? ada dedek aung ta disitu?
Ibu: Iya.
Bang Aung: Dedek lagi ngapain di dalam bu?
Ibu: Berenang bang.
Bang Aung: Lho, ada airnya ta bu?
Ibu: Iya donk. Biar dedeknya aman dari guncangan.
Bang Aung: Trus, nanti dedek keluarnya dari mana bu?
Ibu: Dari perut.
Bang Aung: (sambil tertawa) perut ada pintunya ta bu?
Ibu: "juga ikut tertawa", iya nanti ada pintunya pas mau dedeknya keluar.
Bang Aung: (masih penasaran) kok bisa ya bu, perut ada pintunya????



Intinya adalah memberikan jawaban sesederhana mungkin yang bisa dimengerti tanpa membohongi si anak secara berlebihan. Jangan khawatir, karena pertanyaan dan jawaban akan berkembang sesuai pertambahan usianya. Jadi bagi kita orang tua, haruslah berusaha memberikan jawaban atas pertanyaan anak-anak kita seperti halnya seorang narasumber dalam sebuah seminar.
Menurut saya memberikan jawaban terhadap pertanyaan anak sangatlah penting. Karena tanpa disadari, ia akan terbiasa bertanya tanpa tekanan dan merasa puas serta dihargai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar